Ketika Mas Gagah "Merantau"
Barangkali foto itulah yang menjadi saksi saat dimana mungkin hanya aku akhwat yang bisa di ajaknya berfoto sedekat itu di masa lajangnya, yang memanggilku dengan sebutan-sebutan aneh kesayangannya, mengusil’iku, dan meluapkan seluruh kejahilan serta hal-hal gila lainnya. Ya, mungkin bisa dibilang akulah mangsa empuk untuk sasaran pem-bully-annya. Itu tak mengapa, karena ia pun sama. Menjadi sasaran empuk buatku ketika mengomel dan mengadu. Abangku sayang, kau mungkin sering mangkel pada adik sematawayangmu ini. Hehe Aku masih ingat ketika kau bersama Tyan (sepupu kita) sibuk membuat cincin dari koin uang logam yang berbahan kuningan untuk simbah putri, membiarkanku memandangi tanganmu yang cekatan memainkan alat-alat yang tak kukenali itu. Memerhatikanmu dengan seksama hingga tanpa kusadari ad...