Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Ketika Mas Gagah "Merantau"

Gambar
                Barangkali foto itulah yang menjadi saksi saat dimana mungkin hanya aku akhwat yang bisa di ajaknya berfoto sedekat itu di masa lajangnya, yang memanggilku dengan sebutan-sebutan aneh kesayangannya, mengusil’iku, dan meluapkan seluruh kejahilan serta hal-hal gila lainnya. Ya, mungkin bisa dibilang akulah mangsa empuk untuk sasaran pem-bully-annya. Itu tak mengapa, karena ia pun sama. Menjadi sasaran empuk buatku ketika mengomel dan mengadu. Abangku sayang, kau mungkin sering mangkel pada adik sematawayangmu ini. Hehe                 Aku masih ingat ketika kau bersama Tyan (sepupu kita) sibuk membuat cincin dari koin uang logam yang berbahan kuningan untuk simbah putri, membiarkanku memandangi tanganmu yang cekatan memainkan alat-alat yang tak kukenali itu. Memerhatikanmu dengan seksama hingga tanpa kusadari ad...

Guruku Itu... sesuatu banget :)

Guruku Itu…? “Woi, Pak Jindar datang” begitulah teriakan salah seorang teman sekelasku setiap kami memasuki jam pelajaran Fisika. Sedetik kemudian, seisi kelas riuh, ribut, tak keruan berebut bangku untuk duduk. Maklum saja kelas kami memang selalu ribut setiap kali pergantian jam pelajaran. Ada yang ngobrol, lempar-lemparan kertas, ngerjain PR, mainan HP. Dan masih banyak lagi. Pak Jindar, itulah sebutan untuk guru Fisikaku. Meski guru Fisika, rambut Pak Jindar nggak sok nge-Einsten kok, bahkan berbanding terbalik 180 derajat. Itulah yang kadang menjadi bahan olok-olok kami kepadanya. Herannya beliau tidak pernah marah ataupun kesal. Paling berpura-pura tidak mendengar jika kami murid-muridnya bandel berbisik-bisik “silau” ketika beliau mengajar. Padahal guru lain tidak segan-segan memperingatkan bahkan membentak jika ada murid yang kedapatan mengolok-olok. Teman-teman sekelas lucunya tidak pernah kehabisan ide menciptakan julukan-julukan baru jika “panggilan kesayangan” pada...

Rapat Kerja Penuh Cinta ^^

Aku lupa kapan tepatnya, Tapi ada sesuatu yang berbeda kutemukan disana, itulah yang kusebut keluarga di dunia maupun di akhirat. Pagi itu, 9 Februari 2014 kami dipertemukan, meski sebelumnya sudah ada pertemuan demi pertemuan yang kami lewati bersama. Tapi rasa-rasanya, pertemuan kala itu lain. ada yang berbeda, nanti kuceritakan mengapa. Taman Ormawa FMIPA UNY beserta seluruh penghuninya, bangku semen diseberang ruang D05, rumpun pohon bambu hias yang melambai, sumur keramat berlimpah air, dan deretan bangunan sederhana disisi utara menambah kehangatan pagi itu kian sempurna, menjadi saksi jamuan luar biasa diiringi matahari yang belumlah nampak terlalu tinggi. Jam 08.00, itulah jam yang tertulis di undangan yang dikirim via sms. Kenyataannya? Entahlah, aku datang terlambat saat itu, ada tugas negara yang harus kulakukan. Hehe. Nggak ding, tugas rumah maksudnya #anaknglajumamen! Setibanya dikompleks kampus UNY tercinta kuparkirkan si SuVer (panggilan sayang untuk m...

Memberdayakan Rasa Lelah

Memberdayakan Rasa Lelah…                 Teringat lagi percakapan sore itu selepas jamaah utama sholat maghrib di Masjid Mujahiddin yang kini jadi ngetrend dengan sebutan ‘Masmudin’ (Khas anak FAS tempo hari). “Anes, kamu mau langsung pulang?” kudengar nada khawatir itu bersumber dari salah satu kakak tingkatku di Jurdik Biologi “Hehe Iya mbak” jawabku santai “ Masih hujan hlo, bawa mantel kan?” tanyanya lagi “ Alhamdulillah bawa mbak” sahutku “Sini mendekat ke mbak” katanya memerintahku “Ada apa to mbak?” “Mbak cuma pengen mijitin pundak Anes.. ” sungguh kata-katanya itulah yang membuatku meleleh seketika.                 Ah indah sekali ukhuwah ini, kalimat-kalimat itulah yang justru membuat Anes semakin kuat Mbak, bukan pijatan atau makanan yang sering kau tawarkan padaku. Dialah Mbak Mila, akhwat luar bi...