Jadi Akhwat Jangan Suka GR!
Ya Allah.. ini sebenarnya Kami yang GR atau apa ya..?
Sudah cukup Girls!!
apaan sih sukanya ng stalkingin fb orang. Ikhwan pula, gak baik tauk. Kalo ikhwan
itu sampe tau gimana hayo? Gak malu apa? #padahal diatas sana yang Maha Tahu udah pasti tahu.. hayoo. Ingat
ya sayangku.. kita adalah
akhwat, jadi akhwat yang bener ya, yang kuat, yang bisa menjaga kemuliaan ya?
Senengkan rasanya ngeliat mbak-mbak di luar sana yang begitu hati-hati menjaga tingkahnya? Kamu gak
pengen seperti itu? Menjadi wanita-wanita kualitas surga yang dicemburui
bidadari.
Sebenernya SMS, comments, Chatt, dll dari mas-mas atau ikhwan yang ditujukan padamu jika
dimaknai secara umum,
seharusnya biasa aja kan? Kitanya aja yang kegeeran atau mungkin lagi error. Ckckckckck. Bukankah memang seharusnya
biasa aja ya?. Itu aja gak kurang gak lebih, lagian yang ditanyai bisa jadi juga
soal urusan yang umum misalnya organisasi, pekerjaan, tugas kuliah, dsb bukan
melulu soal kehidupan pribadimu, Iya kan? Ayolah Dear berpikirlah
rasional.
Terus lagi, pemaknaanmu yang berlebihan
dari caranya memandangmu
secara sekilas ketika bersimpangan dijalan misalnya, sudah cukup!.
Mendingan kamu nunduk aja biar besok lagi nggak ngeliat mas-mas atau temen-temen ikhwan ketika
berpapasan. Biar kamunya juga terjaga mata dan hatinya. Kadang, hatimu mungkin
risau menerjemahkan semua kejadian yang menimpamu, dan berhubungan dengan orang
itu. Mungkinkah ini? Mungkinkah itu? Ya.. dan masih banyak mungkin-mungkin yang lain. Masih
ingat novelnya Tere Liye yang sejuta rasanya kan? Masih ingat disalah satu
bagian cerpennya ada yang
menceritakan pengharapan seorang gadis dalam diam terhadap seorang pria dengan
ke Geerannya? Tapi ternyata
bertepuk sebelah tangan. Hmm Kenapa tak kau bandingkan dengan keadaamu
saat ini? Bukankah gak jauh beda, hanya saja seharusnya kamu lebih paham.
Akhwat
kesayangan Rasulullah bukan seperti itu menempatkan hatinya. Ia mampu menatanya
agar tak ternoda. Agar rapi dan menutup rapat-rapat semua ungkapan cinta yang
tak seharusnya ia umbar. Cobalah berpikir positif, bahwa bisa jadi hal itu juga menimpa orang lain
diluar sana, sama-sama di SMS juga, di comment juga statusnya, atau mungkin sekedar jejak ‘Like’ yang
tertinggal dipostingan-postingan media sosial kita, dsb. Tak pernahkah kita
berpikir bahwa hal itu mungkin saja memang karakter aslinya, tidak membedakan
yang satu dengan yang lainnya, bersikap baik terhadap semua orang, termasuk
dirimu.
Bisa jadi
orang yang selama ini mengisi hati dan pikiranmu itu tak pernah memaknaimu
lebih dari hanya sekedar
teman, rekan seorganisasi,
atau adik tingkat. Bisa jadi hatinya lebih terjaga dari hatimu yang lemah
itu. Ya Aku tau dia begitu menarik
bagimu, apalagi ketika secara tak sengaja kau sering mendapatinya tengah
berduaan dengan mushaf ditangannya, membacanya atau mungkin sekedar muroja’ah,
atau ketika Ia berlari terburu-buru menuju masjid takut tertinggal waktu sholat
berjamaah. Lalu, cukupkah itu meyakinkanmu bahwa dia seseorang yang baik?
Seseorang yang layak dikagumi? Bukankah ADA yang lebih layak untuk bisa kau
kagumi tanpa engkau risau apakah ia akan membalasnya atau tidak, karena balasan
terindah itu bersumber dari-Nya. Boleh kok kagum sama orang lain, asal jangan sampai melupakan
kekaguman kita terhadap Dia
yang seharusnya mendapatkan kekaguman terbesar itu ya ^^
#IQRA’
Komentar
Posting Komentar