Takaful (Saling Menanggung Beban)
Belajar dari ukhuwah yang telah terjalin dengan beberapa
saudara se-perjuangan di Rumah Cinta Kampus FMIPA UNY.
Hendaklah kalian memikul beban sebagian yang lain
Pada berbagai tugas yang ada di hadapan kita..
Pada berbagai amanah yang siap kita jelang..
Jika kita benar-benar menyadari-atas berbagai pekerjaan yang
ada di tangan kita.
Jika itu kita lakukan dengan kesungguhan dan kita paham
bahwa disanalah keterBUTUHan itu benar-benar memanggil. Ada sesuatu yang dapat
kita jamin terwujud demi keberlangsungan pilar-pilar kebaikan dan
kebermanfaatan itu hingga menghujam kuat ke dalam, tegak berdiri kokoh, dan
menjulang tinggi ke angkasa. Menaungi harapan-harapan untuk kondisi yang lebih
baik dari sebelumnya. Kondisi akan Iman, akal dan jasadi.
Bukankah untuk itu
kita menyeru kepada manusia?
Resiko halangan dan rintangan tentu akan mewarnai langkah
kaki kita.
“Akan kuatkah kaki yang melangkah bila disapa duri yang
menanti?”
“Akankah buta mata yang menatap bila debu kan pastikan
hinggap?"
Saudaraku, jika kita telah menunaikan berbagai kewajiban individu,
tak malukah kita jika mengabaikan perbaikan pada manusia-manusia disekitar kita
yang terpasung pada kebingungan pada dunia yang penuh dengan
kepura-puraan, yang tak dapat membedakan
antara mana yang haq dan mana yang bathil?
Kesibukan macam apakah yang sesungguhnya ada pada diri kita,
hingga kita lupa bahkan abai terhadap kondisi mereka?
Wahai Ikhwah, berbuatlah untuk skala yang lebih besar! Tanpa
lupa untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan diri.
Meski kita pun tahu bahwa alangkah banyaknya tugas, amanah
dan pekerjaan yang mesti diselesaikan, namun betapa sedikitinya waktu yang
tersedia.
Ingatlah!
Sesungguhnya, Seorang Mukmin dengan Mukmin yang lainnya itu
ibarat bangunan yang sebagiannya mengukuhkan yang lain.
Berjuanglah bersama saudaramu untuk saling menguatkan satu
sama lain. Selalu ada pundak-pundak yang siap untukmu bersandar.
Dan berpegang teguhlah kalian semua kepada tali (agama)
Allah dan janganlah kalian bercerai berai. (Q.S. Ali-Imraan: 103).
Komentar
Posting Komentar