Mau Jadi Apa Kau dalam Kesendirian?
Dilematis, apakah memang sudah pantas disebut tua? Sementara
kedewasaan belum juga paripurna bersemayam dalam diri ini. Padahal sudah
terlalu lama keluarga, sahabat, teman, adek-adek, dan masyarakat yang
menantikan peranmu. Kini idealism yang semasa aktif-aktifnya diperkuliahan dulu
selalu digembar-gemborkan seolah luntur secara perlahan.
Wahau ruh yang masih bersemayam dalam jasad? Dimana semangat itu? Dimana Militansi
dan Loyalitas yang selalu kau gembar-gemborkan itu?
Benarlah kata seorang Alim.. seringkali kesendirian memang
menguji keimanan kita.
Kumohon sekali-kali jangan.. jangan pernah menjadi ganda,
ketika bersama dengan rekan seperjuanganmu, amalan wajib tak pernah kau
tinggalkan, amalan sunnah selalu kau sempurnakan. Tapi.. dalam kesendirianmu di
sudut-sudut kamar, diruang-ruang pengap kau bebas mengumbar kemaksiatan dan
hal-hal yang dimurkaiNya.
Tersebutlah sebuah kisah seorang sahabat yang mencari
temannya disurga..
‘Yaa Allah.. dia itu dulu teman ngajiku, temanku di dalam
saf-saf shalat berjamaahku dimasjid, temanku ketika aktif di lembaga dakwah,
temanku muroja’ah hafalan qur’an dan hadist. Mengapa ia kini tak bersamaku di surga
ini Yaa Allah? Dimanakah ia berada saat ini?’
Hingga pada akhirnya, ia menemukan sahabatnya telah
tenggelam dalam Neraka Sakar. Neraka tempat orang-orang yang semasa hidupnya
terjaga dalam ketaatan ketika bersama dengan teman-teman seperjuangannya.
Namun, dalam kesendirian.. maksiat begitu mudah ia lakukan. Seolah Allah hanya mengawasinya
ketika ia sedang bersama teman-temannya saja, maka ia pun dengan bebas
mendurhakai Rabb-nya dalam kesendirian-kesendirian itu. Na’udzubillahi min dzalik
Komentar
Posting Komentar