Pahlawan Bagiku…
Dalam setiap waktu yang menebas
kita tanpa ampun, tersebutlah sosok-sosok diluar sana yang merelakan peluhnya,
energinya, pemikirannya demi kebaikan peradaban ini. Wahai kalian yang diluar
sana, yang tak lelah menyongsong perjuangan akan harapan dimana jalannya masih
sangat membentang. Pahlawan adalah ia yang apabila berpikir telah mencapai
titik Z sementara yang lain masih berusaha memulai untuk menemukan A. Ia yang
tak rela jika jalan juang ini hanya dilalui sendirian, maka bergeraklah ia
dalam jama’ah, membentuk barisan, berada di barisan terdepan dalam rangka
menyongsong kesejahteraan umat.
Pahlawan
hanya akan menjadi predikat, ia bisa jadi usang dimakan perkembangan jaman yang
semakin merajalela tak kenal siapa dan apa hakikat manusia sesungguhnya. Namun,
perlu diingat bahwa konstribusi dan kebermanfaatannyalah yang kan selalu
dikenang, kapanpun dan dimanapun tak peduli apakah predikat sebagai seorang
pahlawan itu tersemat atau tidak padanya. Ingatlah kawan, manusia setelah
matinya hanya kan dikenang dari apa yang ia lakukan selama hidupnya. Maka,
jadilah manusia-manusia yang berbuat dalam kehidupan. Saat ini banyak orang
hidup tapi mati, mati rasa, mati empati. Ya mati, karena tak bisa berbuat untuk
orang lain bahkan untuk dirinya sendiri. Terjebak bagaikan Zombie, yang hidup tapi mati. #hiii
Lalu,
cukupkah hanya sekedar memaknainya saja? jawabnya tentu saja TIDAK!. Dari situ
kita akan tahu betapa pentingnya proses belajar. Barang siapa yang ingin menjadi
pahlawan, hendaklah ia meneladani sosok-sosok mental pejuang di luar sana.
Pahlawan bukan ia yang cemen, alay dan banyak mengeluh, apalagi suka update status-status galau di akun
jejaring sosialnya.#non sense mamen!
Bukankah bagi para pahlawan itu, surga-Nya jauh lebih menggiurkan? Pahlawan tak pernah risau akan nasibnya, seruan lantangnya menggema, menggeparkan seluruh negeri. Berjuang, bergerak dan bermanfaat!. Memulai dari diri sendiri, dari yang paling dekat, dan mulai sekarang juga. Tak ada kata menunda. Begitulah indahnya azzam pahlawan-pahlawan itu, karena dunia kini semakin hari justru semakin menuju titik kritisnya, pahlawan seperti merekalah kini yang kian dirindukan. Mereka senantiasa membersamai orang-orang dalam kebaikan, dalam gerakan dakwah mereka bergerak menyambut sahutan panggilan Allah. Dalam dekapan ukhuwah yang terbina, darah, peluh, dan kelelahan takkan hilang dihadapan-Nya. Berbekal niat yang suci, untuk-Nya jiwa-jiwa perindu jannah-Nya ini tegak bagaikan huruf Alif yang selalu menjadi yang pertama dalam setiap usaha perbaikan.
Semoga setiap dari kita mampu menjadi pahlawan untuk orang lain, untuk umat dan untuk dirinya sendiri. Menjadi yang awal itu lebih baik, oleh karenanya persiapkan diri kita sedari sekarang dan mulailah dengan segera. Jangan kelamaan persiapan bisa-bisa bukan pahlawan sejati yang tercipta tapi pahlawan kesiangan yang baru nongol disaat korban mulai berjatuhan. #don’t be Kudet ya. Kalau masih ragu untuk bergerak mungkin kita perlu diingatkan dengan ayat Al-Qur’an ini:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [QS.
Muhammad:7]
Bukankah janji
Allah itu pasti? Lalu apa yang membuatmu ragu? Kalau Allah saja bersabar
menunggu kita melangkah memperbaiki diri dan umat, masak kita tak sabar menunggu
Allah menepati janji-Nya?. So,
bangkit dan berjuanglah wahai para pahlawan!.#hijautoska
Komentar
Posting Komentar